Rabu, 25 Agustus 2010
Evaluasi Kabinet

JAKARTA – Guru Besar bidang ilmu hukum tata negara Universitas Andalas, Saldi Isra, meminta agar masyarakat jangan terburu-buru menyimpulkan bahwa keluhan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap kinerja menteri sebagai sinyal evaluasi atau reshuffle.

Keluhan Presiden, menurut Saldi, merupakan langkah Presiden Yudhoyono untuk menyuruh anak buahnya bekerja. “Sepertinya SBY ingin agar masyarakat tidak selalu menyalahkan dia atas beberapa masalah yang dihadapi bangsa ini.

Keluhan itu sebagai sinyal dia menyuruh para menterinya untuk menjawab keluhan masyarakat sebelum meminta pendapat kepada presiden,” paparnya saat dihubungi, Selasa (24/8).

Keluhan Presiden Yudhoyono masih jauh dari urusan ganti-mengganti kabinet. “Setahun saja belum. Masa sudah mengganti kabinet,” ujarnya. Kecuali, timpalnya, ada kejadian yang amat janggal yang dilakukan menteri.

“Tapi, selama ini tidak ada yang berkinerja seperti itu.” Proses reshuffle, menurutnya, tidak mudah. Jika ada menteri yang kurang berhasil, Presiden biasanya memberi waktu.

Jika sudah diberi kesempatan dia tak juga memperbaiki, barulah diganti.

Sementara itu, Sekretaris Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Muhammad Romahurmuziy mengatakan kekecewaan Presiden Yudhoyono terhadap kinerja sejumlah menteri yang tidak responsif atas isu yang berkembang dinilai merupakan sinyal akan dilakukannya evaluasi terhadap Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II.

“Itu berarti sinyal ketidakpuasan Presiden terhadap kinerja menteri,” ujarnya.

Kendati demikian, Romi tidak mau terburu-buru memberikan kesimpulan bahwa kekecewaan tersebut akan ditindaklanjuti dengan adanya reshuffle atau pergantian kabinet.
har/way/P-3